Rasulullah SAW ada
bersabda:
“ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin
yang lemah dalam setiap amal kebaikan “(Diriwayatkan oleh Muslim)
Alhamdulillah, itulah panduan kita sebagai pemuda muslim, membina dan memiliki
kekuatan agar menjadi lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT. Apa yang perlu
diperkuatkan oleh kita? Kata Syeikh Yusof Qardhawi sekurang-kurang ada 3 perkarayang perlu kita
perkuatkan.
Iman Yang Mendalam
Pertama, Iman. Iman merupakan sinergi antaratasdiqun bil qalbi, iqrarun bil
lisan dan‘amalun bil
arqan. Inilah iman yang
benar, sebagaimana yang digambarkan Allah SWT laksana pohon yang akarnya
menghunjam jauh ke dalam tanah, rantingnya menjulang tinggi ke udara dan setiap
saat memberikan buahnya yang lazat untuk manusia dan makhluk sekelilingnya.
Menurut Syed Qutb, orang yang memiliki iman yang kuat hanyalah orang-orang yang
tidak menjadi hamba-sahaya dari siapapun selain Allah, dan tidak mengikuti
siapapun kecuali RasulNya. Generasi beriman ini hanyalah orang yang dengan
setulus hati percaya bahawa ajaran Allah dan RasulNya adalah kebenaran yang
mutlak, dan apa pun yang bertentangan dengannya adalah sesat, dan apa pun yang
baik bagi manusia dalam hidup di dunia ini mahupun di akhirat nanti seluruhnya
telah terkandung dalam ajaran-ajaran Allah dan UtusanNya. Seseorang yang
beriman sepenuhnya kepada kebenaran-kebenaran ini adalah orang yang selalu
mencari petunjuk dari ajaran Allah dan RasulNya dalam setiap langkah-hidupnya
dan yang menyangkut masalah yang dihadapinya, dan setelah mengetahui ajaran
tersebut, lalu mengikutinya. Inilah yang dikatakan jiwa yang kuat imannya.
Firman Allah SWT yang bermaksud:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah
memimpin siapa yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus. Dan mereka berkata:
’Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami menta’ati (keduanya)’
Kemudian sebahagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu
bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah
dan RasulNya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba
sebahagian di antara mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu
untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah
(ketidakdatangan mereka itu kerana) dalam hati mereka ada penyakit, atau
(kerana) mereka ragu-ragu, ataukah (kerana) takut kalau-kalau Allah dan
RasulNya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang
zalim. Sesungguhnya jawapan orang-orang Mukmin bila mereka di-panggil kepada
Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah
ucapan: “Kami mendengar, dan kami patuh” dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung. Dan barangsiapa yang ta’at kepada Allah dan RasulNya, maka mereka
adalah orang-orang yang mendapat kemenangan”.(an-Nur: 46-52)
Akhlak Yang Ampuh
Keduanya kekuatan akhlak. Akhlak merupakan buah kepada keimanan. Orang yang
imannya kuat dan berada dalam keadaan baik akan menghasilkan akhlak dan
peribadi yang menyenangkan orang lain. Mereka yang memiliki kekuatan iman akan
terlebih dahulu memperlengkapkan dirinya dengan akhlak yang yang mulia.
Rasulullah SAW sendiri sebagai model terbaik kita menjadi teladan
ditengah-tengah para sahabat.
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(al-Qalam:
4)
Rasulullah mempunyai keistimewaan di kalangan kaumnya, dengan akhlak-akhlak
terpuji, pekerti-pekerti mulia dan sifat-sifat terpuji. Abu Bakar menyusul pula
sebagai penerus perjuangan risalah Rasulullah SAW, beliau merupakan tokoh yang
disenangi dan mudah berkomunikasi dengan orang ramai lagi berakhlak mulia. Dan
semua kepimpinan Islam dan para ulama
terdahulu memiliki kekuatan akhlak yang luarbiasa. Kini giliran kita
mempersiapkan diri dengan kekuatan akhlak agar umat ini mampu memimpin kembali
tamadun manusia.
Memperindahkan akhlak memberi kesan besar kepada masa depan kita di dunia dan
di akhirat. Bahkan ianya memberi pulangan lumayan kepada empunya diri. Pertama,
akhlak yang baik akan meningkatkan darjat. Dari Anas, Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba mencapai darjat yang tinggi di hari akhirat
dan kedudukan yang mulia kerana akhlaknya baik walaupun ia lemah dalam ibadah.”(HR.
Thabrani)
Kedua, akhlak yang baik adalah ukuran keimanan. Rasulullah SAW bersabda,
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya;
yang lemah lembut tidak pernah menyakiti orang. Seorang manusia tidak akan
mencapai hakikat iman sebelum dia mencintai orang lain seperti ia mencintai
dirinya sendiri dan sebelum tetangganya aman dari gangguannya.”
Kekuatan Ilmu Agama
Kekuatan ketiga menurut Syeikh Yusof Qhardhawi ialah kekuatan ilmu pengetahuan
agama. Maka kita harus kaya dengan ilmu pengetahuan agama. Pemuda Islam yang
miskin dengan ilmu pengetahuan agama dan tidak memahami misi dan visi Al Quran
dan perjuangan Rasulullah SAW akan dipandang remeh dengan sebelah mata oleh
musuh-musuh Islam, bahkan dia tidak akan mampu mempersembahkan Islam dalam bentuk
yang syumul, lengkap dan tepat. Kefahaman dirinya terhadap Islam juga akan
pincang dan lemah.
Menurut Syeikh Yusuf Qardawi, ilmu-ilmu agama merupakan alat bagi kita untuk
menyelesaikan banyak perkara. Kebanyakan pemuda Islam hari ini semakin longgar
ikatan mereka dengan Islam, ada yang tidak sembahyang, tidak berpuasa, tidak
tahu membaca al-Fatihah, tidak menutup aurat, minum arak, berzina, dan
sebagainya yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT, akibat tidak memperdalami
ataupun duduk dalam majlis-majlis ilmu agama. Maka merekalah sasaran kita,
bagaimana mungkin kita mampu untuk memperkata sesuatu mengenai agama bagi
menasihatkan mereka jika kita sendiri tidak menguasai ilmu-ilmu agama. Malah
yang bukan Islam juga semakin menunjukkan minat untuk tahu, apakah sebenarnya
Islam, adakah ia satu agama yang menyuruh penganutnya supaya bertindak ganas,
ataupun agama yang mendidik mereka ke jalan kebenaran dan memberikan ketenangan
yang hakiki kepada mereka. Insya'Allah dengan usaha tekad dan serius kita untuk
mempertingkatkan ilmu agama kita, ianya akan memberikan kebaikan kepada kita.
Allah SWT berfirman:
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang berilmu beberapa darjat.”(QS. Al-Mujadilah: 11)
Dan sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya disebutkan oleh Allah
sebagai seorang yang buta yang tidak dapat melihat kebenaran dan kebaikan.
Allah SWT berfirman:
“Apakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari
Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta? (tidak mengetahui
al-haq).”(Ar-Ra’d: 19)
“Katakanlah (ya Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu)
dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?.”(Az-Zumar: 9)
Semoga kita berusaha menguatkan kefahaman kita dengan ilmu agama, samada ilmu
fardhu ain, kifayah, al Quran, Hadis, tauhid, serah dan sebagainya. Rasulullah
SAW bersabda,
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memahamkan
ilmu agama kepadanya.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Sumber: http://www.langitilahi.com